Thursday 25 July 2013

Mobil Irit di Indonesia



 
Bagus Negara Posted on 03:30
        Kebanyakan orang di Indonesia jika membeli sebuah mobil pasti akan memikirkan beberapa hal yang diperhatikan, selain harga yang wajar, hal kedua yang pertama orang Indonesia tanyakan kepada sales mobil adalah apakah mobil tersebut irit bahan bakar? ya. tentu saja itu pertanyaan yang masuk akal dan juga termasuk kedalam list dalam perawatan mobil tersebut, semakin irit semakin bagus.
        Itu sebabnya pabrikan mobil juga berlomba-lomba membuat mereka lebih irit bahan bakar tanpa mengurangi performa mobil tersebut. jika saat ini anda tengah bingung memilih mobil yang nantinya akan anda beli, ijogading.com dalam kesempatan kali ini akan memberikan referensi yang semoga bisa anda pertimbangkan mobil mana yang cocok untuk anda. tentu saja disini ijogading.com akan memilah lagi mobil-mobil irit tersebut apakah masuk akal untuk ukuran kebanyakan orang indonesia kalangan menengah.
8. Toyota Avanza Veloz
         Termasuk dalam kelas MPV keluaran Toyota ini memang sudah dikenal masyarakat Indonesia sebagai mobil rakyat, kini mereka memberikan generasi terbaru varian Avanza yang lebih fresh pada tampilan fisiknya. Dengan kapasitas mesin sebesar 1,5 liter mobil ini mampu menguarkan tenaga 104HP pada torsi 136 Nm.

 
Konsumsi BBM
- Luar Kota = 12,13Km/Lt
- Dalam Kota = 7,87Km/Lt


7. New Daihatsu Xenia 1.0
        Sama seperti "saudara siamnya" yaitu Toyota Avanza Veloz mobil ini juga memberikan kesan baru pada tampilan teranyarnya. Dengan mesin 3 silinder berkapasitas 989cc ia bertenaga 63HP pada torsi 90 Nm. Hasilnya? 
  
Konsumsi BBM
- Luar Kota = 13,48Km/Lt
- Dalam Kota = 9,15Km/Lt

6. Suzuki Ertiga
        Suzuki yang dikenal sebagai mobil dengan konsumsi irit hampir disetiap jenisnya. Seperti tak puas suzuki kembali memberikan jenis mobil baru berlabel Ertiga. Dengan model yang belum pernah dilihat orang Indonesia sebelumnya namun masih memiliki ciri khas ala Suzuki sepertinya mobil ini bakal menyaingin mobil rakyat pilihan orang Indonesia Selanjutnya. Bermesin 1,4 Liter DOHC dengan teknologi VVT membuat MPV ini memiliki ruang pembakaran sempurna sehingga konsumsi bahan bakar pun menjadi irit. oh ya, kekuatan mesinnya 95HP pada torsi 130 Nm.

Konsumsi BBM
- Rata-rata = 16,3Km/Lt

5. New Kia Picanto
        Walau berbadan mungil namun jangan sekali-sekali meremehkan mesin 4 silinder berkapasitas 1.248cc. Mobil yang diproduksi sebagai city car dan menarget kalangan muda ini memiliki tenaga sebesar 87HP pada torsi 120 Nm.

 

Konsumsi BBM
- Luar Kota = 17,25Km/Lt
- Dalam Kota = 11,7Km/Lt

4. Daihatsu Sirion
        Walau ada beberapa orang yang mengejek tampilan mobil ini tapi jika anda penyuka mobil irit dan efisien tidak ada salahnya memilih Daihatsu Sirion. Dengan harga yang terbilang murah untuk sekelas mobil bermesin 4 Silinder dan 1.298cc, ia juga dapat mencapai kekuatan sampai 92HP pada torsi 120Nm.

 

Konsumsi BBM
- Luar Kota = 18,2Km/Lt
- Dalam Kota = 12Km/Lt

3. Honda Brio
         Seperti tak mau kalah saing dengan kompetitor dari Suzuki yang mengeluarkan jenis mobil baru yaitu Suzuki Ertiga, Honda dengan bangga mempersembahkan Honda brio. Mesin 4 Silinder, berkapasitas 1.339cc. mampu mencapai 100HP pada tenaga maksimum.

 

Konsumsi BBM
- Luar Kota = 19,62Km/Lt
- Dalam Kota = 14,4Km/Lt

2. Nissan March
        Mungkin sebagian dari anda akan sedikit ragu dengan mobil ini karena sangat jarang sekali orang Indonesia memilih mobil ini sebagai mobil pilihan, tapi percayalah dengan mesin 3 silinder berkapasitas 1,2Liternya ia benar-benar mobil yang irit bahan bakar. buktinya?

 

Konsumsi BBM
- Luar Kota = 19,8Km/Lt
- Dalam Kota = 15,4Km/Lt

1. All New Suzuki Swift
       Inilah dia jawara mobil irit di Indonesia kategori dibawah 250jt. Memang sebelumnya tak hanya dikenal irit, mobil ini juga memiliki tenaga mesin yang lumayan garang, tak jarang bagi penyuka balap mobil ia terkadang ikut serta didalamnya, seperti kompetisi Rally, Slalom ataupun Touring Car. walau garang ia juga menjadi pilihan karena disebut sebagai city car yang nyaman dikendarai.

 

Konsumsi BBM
- Rata-rata = 20Km/Lt

Itulah 8 daftar mobil paling irit dan murah di Indonesia kategori harga dibawah 250jt yang bisa anda jadikan sebagai referensi. hal lain yang perlu anda ketahui saat berbicara mobil irit dan murah adalah ketahui juga sisi kenyamanan, fasilitas dan keamanan mobil tersebut. Semoga Bermanfaat. :)


Labels: , , , , , ,

Wednesday 24 July 2013

PELUMAS (OLI)



PELUMAS MESIN

Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal oli mesin memang banyak ragam dan macamnya. Bergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri yang membutuhkan oli yang tepat untuk menambah atau mengawetkan usia pakai (life time) mesin.

·         Fungsi

Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat. Oli mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing.

·       Jenis
1.     Oli Mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
2.     Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.


·        Kekentalan (Viskositas)


Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih tinggi.
Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.
Sebagai contoh di bawah ini adalah tipe Viskositas dan ambien temperatur dalam derajat Celcius yang biasa digunakan sebagai standar oli di berbagai negara/kawasan.
  1. 5W-30 untuk cuaca dingin seperti di Swedia
  2. 10W-30 untuk iklim sedang seperti di kawasan Inggris
  3. 15W-30 untuk Cuaca panas seperti di kawasan Indonesia

·        Kualitas

Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk kategori sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih lama.
Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel. Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan memakai kategori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih
Sebagai tambahan, bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kinerja mesin bahkan merusaknya.

·        API Service Rating

Untuk rating API service, dapat pula dirunut dari mesin-mesin keluaran lama. Namun, pada saat ini bisa juga dirunut dari kategori SF mengingat banyaknya kategori yang akan keluar.
  • ·         API mesin bensin

1.      SM (Current)
Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang ada pada saat ini. Oli ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga temperatur, perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit lebih baik.
2.      SL (Current)
Merupakan kategori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli ini didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga bisa mengonsumsi oli lebih rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan spesifikasi terakhir ILSAC sebagai Energy Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya
·         SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
·         SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
·         SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
·         SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya

  • ·         API mesin diesel

3.      CJ-4
Diperkenalkan pada tahun 2006. Untuk mesin high speed, mesin 4-langkah yang didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun 2007. Oli dengan kategori API CJ-4 memiliki kriteria performa lebih baik daripada yang dimiliki oleh oli-oli dengan kategori API CI-4 dengan CI-4 PLUS, CI-4, CH-4, CG-4 dan CF-4. Oli dengan kategori API CJ-4 juga mampu secara efektif melumasi mesin-mesin dengan kategori di bawahnya.
4.      CI-4
Diperkenalkan sejak 5 September 2002. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun 2004. Oli CI-4 diformulasikan menjaga durabilitas mesin dimana gas buangnya disirkulasi ulang. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, CG-4 dan CH-4.


5.      CH-4
Diperkenalkan sejak 1998. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun 1998. . Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur lebih besar 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, dan CG-4.
6.      CG-4
Diperkenalkan sejak 1995. Untuk mesin kinerja sedang, high speed, four stroke engines. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur kurang 0.5%. Cocok untuk standar emisi 1994 Bisa dipakai pada oli CD, CE, dan CF-4.
7.      CF-4
Diperkenalkan sejak 1990. Untuk mesin high speed, four stroke engines, naturally aspirated dan mesin turbocharger. Bisa dipakai pada oli CD, dan CE.
8.      CF-2
Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin kinerja sedang, two stroke engines. Bisa dipakai pada oli CD-II.
9.      CF
Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin off road, indirect injected dan beberapa mesin yang memakai bahan bakar dengan kandungan belerang/sulfur di atas 0.5%. Bisa mengganti pada oli CD.

·       Kontaminasi

Kontaminasi terjadi dengan adanya benda-benda asing atau partikel pencemar di dalam oli. Terdapat delapan macam benda pencemar biasa terdapat dalam oli yakni
  1. Keausan elemen. Ini menunjukkan beberapa elemen biasanya terdiri dari tembaga, besi, chrominium, aluminium, timah, molybdenum, silikon, nikel atau magnesium.
  2. Kotoran atau jelaga. Kotoran dapat masuk kedalam oli melalui embusan udara lewat sela-sela ring dan melaui sela lapisan oli tipis kemudian merambat menuruni dinding selinder. Jelaga timbul dari bahan bakar yang tidak habis. Kepulan asam hitam dan kotornya filter udara menandai terjadinya jelaga.
  3. Bahan Bakar
  4. Air. Ini merupakan produk sampingan pembakaran dan biasanya terjadi melalui timbunan gas buang. Air dapat memadat di crankcase ketika temperatur operasional mesin kurang memadai.
  5. Ethylene gycol (anti beku)
  6. Produk-produk belerang/asam.
  7. Produuk-produk oksidasi Mengakibatkan oli bertambah kental. Daya oksidasi meningkat oleh tingginya temperatur udara masuk.
  8. Produk-produk Nitrasi. Nitrasi nampak pada mesin berbahan bakar gas alam.


Labels: ,